Kenapa Tuhan hanya memperkenalkan/memanifestasikan
dirinya kepada sebahagian orang (nabi/utusan) dan tidak kepada setiap orang
supaya dengannya setiap orang akan beriman kepada-Nya.?
Manusia tidak pernah berasa puas.Manusia telah bertanya
soalan ini sejak dahulu. Walaupun mereka telah menyaksiakan dengan mata kepala
sendiri,namun mereka tetap tidak akan mempercayainya.Hal ini telahpun
dinyatakan di dalam Al-Quran tentang bagaimana orang-orang musyrik/yang tidak
beriman pada masa Nabi Muhammad s.a.w masih tidak mahu beriman dengan
kerasulannya walaupun telah banyak mukjizat/kebenaran yang dibuktikan kepada
meraka.
بَلۡ قَالُوٓاْ أَضۡغَٰثُ
أَحۡلَٰمِۢ بَلِ ٱفۡتَرَىٰهُ بَلۡ هُوَ شَاعِرٞ فَلۡيَأۡتِنَا بَِٔايَةٖ
كَمَآ أُرۡسِلَ ٱلۡأَوَّلُونَ
5. Bahkan, mereka
orang-orang kafir itu, menolak kebenaran Al-Qur’an, dengan berkata, bahwa
“Al-Qur’an itu buah mimpi-mimpi Muhammad yang kacau, atau hasil rekayasanya,
atau bahkan dia bukan nabi dan rasul, melainkan hanya seorang penyair yang
pandai menggubah puisi yang kacau. Jika dia ingin kita membenarkannya, cobalah
dia datangkan kepada kita suatu tanda, bukti fisik yang meyakinkan, seperti
halnya mukjizat rasul-rasul yang diutus terdahulu seperti unta betina Nabi
Saleh atau mukjizat Nabi Musa dan Isa." 6. Penduduk suatu negeri, seperti
kaum ‘Ad dan Samud, sebelum mereka, yakni orang-orang kafir Mekah, yang telah
Kami binasakan, meminta mukjizat fisik kepada para nabi. Mereka itu tetap tidak
beriman, padahal telah Kami kirimkan bukti itu kepada mereka. Apakah mereka,
kafir Mekah, akan beriman jika mukjizat fisik yang diminta itu dipenuhi?
وَلَقَدۡ ضَرَبۡنَا لِلنَّاسِ فِي هَٰذَا
ٱلۡقُرۡءَانِ مِن كُلِّ مَثَلٖۚ وَلَئِن جِئۡتَهُم بَِٔايَةٖ لَّيَقُولَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِنۡ أَنتُمۡ إِلَّا
مُبۡطِلُونَ
58. 58-59. Beralih dari
pemaparan mengenai bukti keesaan-Nya dan kebenaran risalah Nabi Muhammad, pada
ayat ini Allah menjelaskan sikap orang kafir. Dan sesungguhnya telah Kami
jelaskan kepada manusia segala macam perumpamaan dalam Al-Qur’an ini perihal
bukti keesaan-Ku, keniscayaan hari kebangkitan, dan kebenaran risalah Nabi
Muhammad. Meski begitu, jika engkau membawa suatu ayat yang lain kepada mereka,
pastilah orang-orang kafir itu akan tetap berkata, “Kamu hanyalah orang-orang
yang membuat kepalsuan belaka. Apa yang engkau bawa adalah sihir semata.” Demikianlah
Allah mengunci hati orang-orang yang tidak mau memahami ayat Al-Qur’an yang
dengan sangat jelas membuktikan keesaan-Nya dan keniscayaan hari
kebangkitan.58-59. Beralih dari pemaparan mengenai bukti keesaan-Nya dan
kebenaran risalah Nabi Muhammad, pada ayat ini Allah menjelaskan sikap orang
kafir. Dan sesungguhnya telah Kami jelaskan kepada manusia segala macam
perumpamaan dalam Al-Qur’an ini perihal bukti keesaan-Ku, keniscayaan hari
kebangkitan, dan kebenaran risalah Nabi Muhammad. Meski begitu, jika engkau
membawa suatu ayat yang lain kepada mereka, pastilah orang-orang kafir itu akan
tetap berkata, “Kamu hanyalah orang-orang yang membuat kepalsuan belaka. Apa
yang engkau bawa adalah sihir semata.” Demikianlah Allah mengunci hati
orang-orang yang tidak mau memahami ayat Al-Qur’an yang dengan sangat jelas
membuktikan keesaan-Nya dan keniscayaan hari kebangkitan.
﴿وَقَالُواْ
لَوۡلَا يَأۡتِينَا بَِٔايَةٖ
مِّن رَّبِّهِۦٓۚ أَوَ لَمۡ تَأۡتِهِم بَيِّنَةُ بَيِّنَةُ مَا فِي ٱلصُّحُفِ
ٱلۡأُولَىٰ ﴾
133. 133. Ayat-ayat
berikut berisi uraikan tentang tuntutan orang kafir dan peringatan yang Allah
sampaikan kepada mereka melalui Rasulullah. Orang kafir mengeluhkan hukuman
yang mereka terima dan mereka berkata, “Mengapa dia, Muhammad, tidak membawa
tanda bukti kepada kami dari Tuhannya agar kami percaya dan menaati
ajaran-Nya?” Sungguh aneh perkataan mereka karena mereka telah diberi
peringatan. Bukankan telah datang kepada mereka bukti nyata tentang azab yang
Allah timpakan kepada umat-umat terdahulu yang ingkar, sebagaimana yang
tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu, yakni Taurat dan Injil?”134.
Demikianlah sikap orang kafir. Dan kalau mereka Kami binasakan dengan suatu
siksaan sebelumnya, yakni sebelum Kami turunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad,
tentulah mereka di akhirat nanti berkata, “Ya Tuhan kami, mengapa di dunia dulu
tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami untuk mengingatkan kami sehingga
kami mengikuti ayat-ayat-Mu sebelum kami menjadi hina akibat siksa ini dan
rendah karena kedurhakaan kami?”
Manusia
akan bertanya bagaimana mereka akan beriman kepada sesuatu yang mereka tidak
dapat melihat dan menyaksikan dengan mata kepala sendiri.Allah I berfirman di dalam Al-Quran:
﴿إِنَّ
ٱلَّذِينَ يَخۡشَوۡنَ رَبَّهُم بِٱلۡغَيۡبِ لَهُم مَّغۡفِرَةٞ وَأَجۡرٞ كَبِيرٞ ﴾
12. Bagi orang yang
mengingkari kekuasaan Allah, ancamannya dijelaskan pada ayat sebelumnya. Pada
ayat ini diterangkan siapa yang akan meraih pahala yang besar, Sesungguhnya
orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak terlihat oleh mereka, atau
mereka takut kepada-Nya walau mereka itu sendirian tidak terlihat oleh siapa
pun, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar.13. Gunjingan kaum musyrik
yang ternyata diketahui oleh Rasulullah, menjadikan mereka saling merendahkan
bahkan merahasiakan ucapan di antara mereka agar tidak didengar Tuhan Nabi
Muhammad. Ayat ini turun untuk merespons sikap tersebut. Dan rahasiakanlah
perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati dan
segala apa yang kamu rahasiakan.
Perkara
yang sama dunyatakan dalam Bible dimana direkodkan bahawa Jesus (PBUH) menyatakan
Jesus
said to him, “ Thomas because you have seen me, you have believed.Blessed are
those who have not seen and yet have believed.” (John 20:29) NKJV)
Tuhan
tidak hanya memanifestasikan diriNya hanya kepada para utusan, tetapi Dia telah
membekalkan kita kitab suci-Nya dalam rangka untuk menjadikan manusia beriman
kepadaNya.Persoalannya ialah, samaada kita mahu membaca dan mempelajari kitab
tersebut atau tidak.Sudah tentu disana terdapat banyak kitab agama-agama lain
di dunia ini dan kita sering tertanya-tanya kitab yang mana yang perlu dibaca. Apa
yang paling penting ialah kitab itu mestilah autentik dan bebas daripada
kesalahan dan kontradiksi dalam memenuhi klaimnya.Telah dinyatakan di dalam
Al-Quran
﴿أَفَلَا
يَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَۚ وَلَوۡ كَانَ مِنۡ عِندِ غَيۡرِ ٱللَّهِ لَوَجَدُواْ
فِيهِ ٱخۡتِلَٰفٗا كَثِيرٗا ﴾
82. Maka tidakkah mereka
menghayati, mendalami petunjuk dan
ajaran yang terdapat dalam Al-Qur'an? Sekiranya Al-Qur'an itu bukan wahyu yang
turun dari Allah, pastilah mereka akan menemukan banyak sekali hal yang
bertentangan di dalamnya Dan apabila sampai kepada mereka, orang-orang munafik
itu, suatu berita yang belum dapat dibuktikan kebenarannya, baik tentang
keamanan ataupun ketakutan, mereka langsung menyiarkannya dengan tujuan untuk
menimbulkan kerancuan dan kekacauan. Padahal, apabila sebelum menyebarkan
berita itu mereka menyerahkannya terlebih dahulu kepada Rasul dan Ulil Amri di
antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya akan
dapat mengetahuinya secara resmi dari mereka, yakni Rasul dan Ulil Amri. Sekiranya bukan karena
karunia dan rahmat Allah kepadamu berupa ajaran dan tuntunan hidup, tentulah
kamu mengikuti langkah-langkah setan, kecuali sebagian kecil saja di antara
kamu yang mengikuti petunjuk Rasul
Kitab
yang ditulis oleh penulis yang tidak dikenali atau penulisannya direkodkan
setelah berdekat atau beratus tahun selepas ajarannya disampaikan sudah pasti
tidak dapat dipertanggungjawabkan
keautentikannya/keasliannya.Hal ini dinyatakan di dalam Al-Quran
﴿فَوَيۡلٞ
لِّلَّذِينَ يَكۡتُبُونَ ٱلۡكِتَٰبَ بِأَيۡدِيهِمۡ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنۡ
عِندِ ٱللَّهِ لِيَشۡتَرُواْ بِهِۦ ثَمَنٗا قَلِيلٗاۖ فَوَيۡلٞ لَّهُم مِّمَّا
كَتَبَتۡ أَيۡدِيهِمۡ وَوَيۡلٞ لَّهُم مِّمَّا يَكۡسِبُونَ ﴾
79. Akibat perbuatan itu,
maka celakalah dan binasalah orang-orang Yahudi dan yang selain mereka yang
menulis kitab Taurat atau lainnya dengan tangan mereka sendiri, kemudian
berkata dengan penuh kebohongan, Ini adalah kitab suci yang datang dari Allah.
Mereka melakukan itu dengan maksud untuk menjualnya dengan harga murah, yaitu
kesenangan dunia yang murah dengan cara menukar yang murah itu dengan sesuatu
yang mahal, yaitu kebenaran. Maka celakalah mereka akibat perkataan dusta
mereka tentang Allah, karena tulisan tangan mereka itu penuh kebohongan,
penyelewengan, dan penyimpangan, dan celakalah mereka karena apa, yakni
kebohongan, yang mereka perbuat dengan memalsukan dan mengubah ayat untuk
kepentingan dan keuntungan sesaat, dan celakalah mereka karena harta yang
mereka peroleh dari perbuatan mereka itu.Dan di antara bentuk kebohongan dan
penyimpangan yang mereka lakukan, mereka berkata, Neraka tidak akan menyentuh
kami di akhirat kelak kecuali beberapa hari atau sesaat saja. Itu pun sekadar
sentuhan api, bukan siksaan yang bersifat abadi. Untuk menjelaskan itu Allah
memerintahkan kepada Rasul-Nya, Katakanlah, wahai Nabi Muhammad, 'Sudahkah kamu
menerima janji dari Allah, Zat yang mengatur segala urusan, sehingga kamu
merasa tenang karena Allah tidak akan mengingkari janji-Nya, ataukah kamu
mengatakan tentang Allah yang kekuasaan dan ilmu-Nya mencakup segala hal,
sesuatu yang tidak kamu ketahui? Keduanya tidak pernah terjadi: tidak ada
perjanjian antara mereka dengan Tuhan soal itu, dan tidak pula mereka
mengatakan itu karena tidak tahu. Mereka tahu, tetapi mengatakan yang
sebaliknya.
Telah
menjadi fitrah manusia bahawa kita tidak begitu menghargai sesuatu yang kita
dapatkan dengan begitu senang dan mudah.Jadi,sekiranya Tuhan menyatakan dirinya
dengan mudah kepada semua maka tidak akan ada penghargaan kepada kebesaran
Tuhan.Kita hanya akan menghargai sesuatu yang sukar bagi kita
dapatkan.Jadi,inilah alasan kenapa kita melihat seseorang yang pada
asalnya bukan pemeluk sesuatu agama
apabila memeluk agama yang menjadi keyakinannya maka dia akan menjadi seorang
yang lebih ikhlas dan bersungguh dalam mempraktikkan apa yang dipelajari
berbanding individu yang telah sedia lahir menjadi penganut sesutau agama.