Q&A ISLAM 1

 



Kenapa Tuhan hanya memperkenalkan/memanifestasikan dirinya kepada sebahagian orang (nabi/utusan) dan tidak kepada setiap orang supaya dengannya setiap orang akan beriman kepada-Nya.?

Manusia tidak pernah berasa puas.Manusia telah bertanya soalan ini sejak dahulu. Walaupun mereka telah menyaksiakan dengan mata kepala sendiri,namun mereka tetap tidak akan mempercayainya.Hal ini telahpun dinyatakan di dalam Al-Quran tentang bagaimana orang-orang musyrik/yang tidak beriman pada masa Nabi Muhammad s.a.w masih tidak mahu beriman dengan kerasulannya walaupun telah banyak mukjizat/kebenaran yang dibuktikan kepada meraka.

 

بَلۡ قَالُوٓاْ أَضۡغَٰثُ أَحۡلَٰمِۢ بَلِ ٱفۡتَرَىٰهُ بَلۡ هُوَ شَاعِرٞ فَلۡيَأۡتِنَا بَِٔايَةٖ كَمَآ أُرۡسِلَ ٱلۡأَوَّلُونَ 

5.   Bahkan, mereka orang-orang kafir itu, menolak kebenaran Al-Qur’an, dengan berkata, bahwa “Al-Qur’an itu buah mimpi-mimpi Muhammad yang kacau, atau hasil rekayasanya, atau bahkan dia bukan nabi dan rasul, melainkan hanya seorang penyair yang pandai menggubah puisi yang kacau. Jika dia ingin kita membenarkannya, cobalah dia datangkan kepada kita suatu tanda, bukti fisik yang meyakinkan, seperti halnya mukjizat rasul-rasul yang diutus terdahulu seperti unta betina Nabi Saleh atau mukjizat Nabi Musa dan Isa." 6. Penduduk suatu negeri, seperti kaum ‘Ad dan Samud, sebelum mereka, yakni orang-orang kafir Mekah, yang telah Kami binasakan, meminta mukjizat fisik kepada para nabi. Mereka itu tetap tidak beriman, padahal telah Kami kirimkan bukti itu kepada mereka. Apakah mereka, kafir Mekah, akan beriman jika mukjizat fisik yang diminta itu dipenuhi?

 

وَلَقَدۡ ضَرَبۡنَا لِلنَّاسِ فِي هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ مِن كُلِّ مَثَلٖۚ وَلَئِن جِئۡتَهُم بَِٔايَةٖ لَّيَقُولَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِنۡ أَنتُمۡ إِلَّا مُبۡطِلُونَ 

58.  58-59. Beralih dari pemaparan mengenai bukti keesaan-Nya dan kebenaran risalah Nabi Muhammad, pada ayat ini Allah menjelaskan sikap orang kafir. Dan sesungguhnya telah Kami jelaskan kepada manusia segala macam perumpamaan dalam Al-Qur’an ini perihal bukti keesaan-Ku, keniscayaan hari kebangkitan, dan kebenaran risalah Nabi Muhammad. Meski begitu, jika engkau membawa suatu ayat yang lain kepada mereka, pastilah orang-orang kafir itu akan tetap berkata, “Kamu hanyalah orang-orang yang membuat kepalsuan belaka. Apa yang engkau bawa adalah sihir semata.” Demikianlah Allah mengunci hati orang-orang yang tidak mau memahami ayat Al-Qur’an yang dengan sangat jelas membuktikan keesaan-Nya dan keniscayaan hari kebangkitan.58-59. Beralih dari pemaparan mengenai bukti keesaan-Nya dan kebenaran risalah Nabi Muhammad, pada ayat ini Allah menjelaskan sikap orang kafir. Dan sesungguhnya telah Kami jelaskan kepada manusia segala macam perumpamaan dalam Al-Qur’an ini perihal bukti keesaan-Ku, keniscayaan hari kebangkitan, dan kebenaran risalah Nabi Muhammad. Meski begitu, jika engkau membawa suatu ayat yang lain kepada mereka, pastilah orang-orang kafir itu akan tetap berkata, “Kamu hanyalah orang-orang yang membuat kepalsuan belaka. Apa yang engkau bawa adalah sihir semata.” Demikianlah Allah mengunci hati orang-orang yang tidak mau memahami ayat Al-Qur’an yang dengan sangat jelas membuktikan keesaan-Nya dan keniscayaan hari kebangkitan.

 

﴿وَقَالُواْ لَوۡلَا يَأۡتِينَا بَِٔايَةٖ مِّن رَّبِّهِۦٓۚ أَوَ لَمۡ تَأۡتِهِم بَيِّنَةُ بَيِّنَةُ مَا فِي ٱلصُّحُفِ ٱلۡأُولَىٰ

133.  133. Ayat-ayat berikut berisi uraikan tentang tuntutan orang kafir dan peringatan yang Allah sampaikan kepada mereka melalui Rasulullah. Orang kafir mengeluhkan hukuman yang mereka terima dan mereka berkata, “Mengapa dia, Muhammad, tidak membawa tanda bukti kepada kami dari Tuhannya agar kami percaya dan menaati ajaran-Nya?” Sungguh aneh perkataan mereka karena mereka telah diberi peringatan. Bukankan telah datang kepada mereka bukti nyata tentang azab yang Allah timpakan kepada umat-umat terdahulu yang ingkar, sebagaimana yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu, yakni Taurat dan Injil?”134. Demikianlah sikap orang kafir. Dan kalau mereka Kami binasakan dengan suatu siksaan sebelumnya, yakni sebelum Kami turunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad, tentulah mereka di akhirat nanti berkata, “Ya Tuhan kami, mengapa di dunia dulu tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami untuk mengingatkan kami sehingga kami mengikuti ayat-ayat-Mu sebelum kami menjadi hina akibat siksa ini dan rendah karena kedurhakaan kami?”

Manusia akan bertanya bagaimana mereka akan beriman kepada sesuatu yang mereka tidak dapat melihat dan menyaksikan dengan mata kepala sendiri.Allah I berfirman di dalam Al-Quran:

﴿إِنَّ ٱلَّذِينَ يَخۡشَوۡنَ رَبَّهُم بِٱلۡغَيۡبِ لَهُم مَّغۡفِرَةٞ وَأَجۡرٞ كَبِيرٞ

12.   Bagi orang yang mengingkari kekuasaan Allah, ancamannya dijelaskan pada ayat sebelumnya. Pada ayat ini diterangkan siapa yang akan meraih pahala yang besar, Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak terlihat oleh mereka, atau mereka takut kepada-Nya walau mereka itu sendirian tidak terlihat oleh siapa pun, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar.13. Gunjingan kaum musyrik yang ternyata diketahui oleh Rasulullah, menjadikan mereka saling merendahkan bahkan merahasiakan ucapan di antara mereka agar tidak didengar Tuhan Nabi Muhammad. Ayat ini turun untuk merespons sikap tersebut. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati dan segala apa yang kamu rahasiakan.

Perkara yang sama dunyatakan dalam Bible dimana direkodkan bahawa  Jesus (PBUH) menyatakan

Jesus said to him, “ Thomas because you have seen me, you have believed.Blessed are those who have not seen and yet have believed.” (John 20:29) NKJV)

Tuhan tidak hanya memanifestasikan diriNya hanya kepada para utusan, tetapi Dia telah membekalkan kita kitab suci-Nya dalam rangka untuk menjadikan manusia beriman kepadaNya.Persoalannya ialah, samaada kita mahu membaca dan mempelajari kitab tersebut atau tidak.Sudah tentu disana terdapat banyak kitab agama-agama lain di dunia ini dan kita sering tertanya-tanya kitab yang mana yang perlu dibaca. Apa yang paling penting ialah kitab itu mestilah autentik dan bebas daripada kesalahan dan kontradiksi dalam memenuhi klaimnya.Telah dinyatakan di dalam Al-Quran

﴿أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَۚ وَلَوۡ كَانَ مِنۡ عِندِ غَيۡرِ ٱللَّهِ لَوَجَدُواْ فِيهِ ٱخۡتِلَٰفٗا كَثِيرٗا

82.   Maka tidakkah mereka menghayati, mendalami  petunjuk dan ajaran yang terdapat dalam Al-Qur'an? Sekiranya Al-Qur'an itu bukan wahyu yang turun dari Allah, pastilah mereka akan menemukan banyak sekali hal yang bertentangan di dalamnya Dan apabila sampai kepada mereka, orang-orang munafik itu, suatu berita yang belum dapat dibuktikan kebenarannya, baik tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka langsung menyiarkannya dengan tujuan untuk menimbulkan kerancuan dan kekacauan. Padahal, apabila sebelum menyebarkan berita itu mereka menyerahkannya terlebih dahulu kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya akan dapat mengetahuinya secara resmi dari mereka, yakni  Rasul dan Ulil Amri. Sekiranya bukan karena karunia dan rahmat Allah kepadamu berupa ajaran dan tuntunan hidup, tentulah kamu mengikuti langkah-langkah setan, kecuali sebagian kecil saja di antara kamu yang mengikuti petunjuk Rasul

Kitab yang ditulis oleh penulis yang tidak dikenali atau penulisannya direkodkan setelah berdekat atau beratus tahun selepas ajarannya disampaikan sudah pasti tidak dapat dipertanggungjawabkan  keautentikannya/keasliannya.Hal ini dinyatakan di dalam Al-Quran

﴿فَوَيۡلٞ لِّلَّذِينَ يَكۡتُبُونَ ٱلۡكِتَٰبَ بِأَيۡدِيهِمۡ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ لِيَشۡتَرُواْ بِهِۦ ثَمَنٗا قَلِيلٗاۖ فَوَيۡلٞ لَّهُم مِّمَّا كَتَبَتۡ أَيۡدِيهِمۡ وَوَيۡلٞ لَّهُم مِّمَّا يَكۡسِبُونَ

79.  Akibat perbuatan itu, maka celakalah dan binasalah orang-orang Yahudi dan yang selain mereka yang menulis kitab Taurat atau lainnya dengan tangan mereka sendiri, kemudian berkata dengan penuh kebohongan, Ini adalah kitab suci yang datang dari Allah. Mereka melakukan itu dengan maksud untuk menjualnya dengan harga murah, yaitu kesenangan dunia yang murah dengan cara menukar yang murah itu dengan sesuatu yang mahal, yaitu kebenaran. Maka celakalah mereka akibat perkataan dusta mereka tentang Allah, karena tulisan tangan mereka itu penuh kebohongan, penyelewengan, dan penyimpangan, dan celakalah mereka karena apa, yakni kebohongan, yang mereka perbuat dengan memalsukan dan mengubah ayat untuk kepentingan dan keuntungan sesaat, dan celakalah mereka karena harta yang mereka peroleh dari perbuatan mereka itu.Dan di antara bentuk kebohongan dan penyimpangan yang mereka lakukan, mereka berkata, Neraka tidak akan menyentuh kami di akhirat kelak kecuali beberapa hari atau sesaat saja. Itu pun sekadar sentuhan api, bukan siksaan yang bersifat abadi. Untuk menjelaskan itu Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya, Katakanlah, wahai Nabi Muhammad, 'Sudahkah kamu menerima janji dari Allah, Zat yang mengatur segala urusan, sehingga kamu merasa tenang karena Allah tidak akan mengingkari janji-Nya, ataukah kamu mengatakan tentang Allah yang kekuasaan dan ilmu-Nya mencakup segala hal, sesuatu yang tidak kamu ketahui? Keduanya tidak pernah terjadi: tidak ada perjanjian antara mereka dengan Tuhan soal itu, dan tidak pula mereka mengatakan itu karena tidak tahu. Mereka tahu, tetapi mengatakan yang sebaliknya.

Telah menjadi fitrah manusia bahawa kita tidak begitu menghargai sesuatu yang kita dapatkan dengan begitu senang dan mudah.Jadi,sekiranya Tuhan menyatakan dirinya dengan mudah kepada semua maka tidak akan ada penghargaan kepada kebesaran Tuhan.Kita hanya akan menghargai sesuatu yang sukar bagi kita dapatkan.Jadi,inilah alasan kenapa kita melihat seseorang yang pada asalnya  bukan pemeluk sesuatu agama apabila memeluk agama yang menjadi keyakinannya maka dia akan menjadi seorang yang lebih ikhlas dan bersungguh dalam mempraktikkan apa yang dipelajari berbanding individu yang telah sedia lahir menjadi penganut sesutau agama.

 

 

 

 

 

 

 

 

CIKGU FAZLI

"Jika engkau mampu, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah penuntut ilmu. Bila engkau tidak mampu menjadi seorang penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika kau tidak mencintai mereka, janganlah engkau benci mereka." (Umar bin Abdul Aziz)

Catat Ulasan

Terbaru Lebih lama

نموذج الاتصال